thiele's album


Wednesday, January 26, 2011

LAPORAN OBS (orientasi bidang studi) LEMIGAS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Orientasi bidang studi (OBS) adalah salah satu mata kuliah yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Pakuan Bogor yang wajib diambil oleh para mahasiswa dan pelaksanaannya dengan cara melakukan kunjungan ke LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas) yang bergerak dibidang pembuatan produk militer dan komersial di indonesia.
Pelaksanaan OBS yang berupa kunjungan ini diarahkan kepada mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti sejauh mana komputer tersebut dapat melaksanakan tugas,program dan peran dalam pengetahuan alam terutama dalam Ilmu Komputer dan manfaatnya yang berkaitan langsung bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer sendiri.
Laporan ini mengemukakan hal-hal penting mengenai ilmu komputer yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor, dalam hal ini sebagai objek orientasinya adalah LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas). DKI JAKARTA.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Ilmu Komputer yang kian hari semakin pesat perkembangan serta daya saingnya dalam bidang IPTEK, maka sangat tepat jika mahasiswa jurusan ilmu komputer melakukan suatu Orientasi Bidang Studi yang berhubungan dengan ilmu komputer untuk melihat sejauh mana penerapan komputer dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Tujuan Orientasi Bidang Studi ( OBS ) terdiri dari dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum yaitu :
a. Merupakan salah satu tugas dalam memenuhi syarat bidang studi sebanyak 1 sks.
2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana teknologi komputer yang telah diberikan di Universitas Pakuan Bogor yang diterapkan dalam LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
3. Tujuan khusus yaitu :
a. Bagi Mahasiswa
• Menambah dan memperdalam ilmu yang telah didapatkan dalam LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
b. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang persenjataan sebagai pembanding hubungan ilmu Komputer dan ilmu Penerapan Teknologi Informasi di LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
c. Bagi Lembaga
Menguji kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dan menangani masalah – masalah yang dapat di timbulkan dalam bidang Penerapan Teknologi Informasi di LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
d. Bagi Universitas
Memberikan ilmu tambahan yang mungkin tidak didapatkan di Universitas.
1.3. MANFAAT
Kegiatan Orientasi Bidang Studi (OBS) ini bukanlah suatu kegiatan yang tanpa pemikiran, melainkan kegiatan yang direncanakan dengan sangat terkonsep yang tentunya memiliki dampak positif dan memiliki manfaat bagi seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan OBS ini.
Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman bagi mahasiswa ilmu komputer.
Memberikan semangat untuk lebih giat mempelajari, mengembangkan dan menerapkan Ilmu Komputer bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komputer dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan mengikuti kegiatan ini tentunya mahasiswa memperoleh pengalaman serta yang terpenting adalah mendapatkan gambaran mengenai arah dari program studi yang dipilihnya dan mahasiswa akan mengetahui penerapan/aplikasi dari program studinya yang nantinya akan berguna ketika memasuki dunia kerja.

1.4. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan Orientasi Bidang Studi (OBS) ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Januari 2011 dengan tempat tujuan ke salah satu lembaga milik pemerintah yaitu Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS) yang berlokasi di Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

BAB II
TINJAUAN INSTANSI

2.1 SEKILAS TENTANG LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
LEMIGAS adalah lembaga penelitian dan pengembangan milik pemerintah yang beroperasi dalam bidang hulu dan hilir minyak dan gas bumi (migas) dan berperan besar dalam perkembangan industri migas melalui penelitian, perekayasaan dan pengembangan bidang migas.
Lembaga ini didirikan pada bulan Juni tahun 1965 sebagai wujud dari kepedulian dan keinginan bangsa Indonesia agar sumber daya alam migas dapat dikelola dengan sebaik – baiknya untuk kesejahteraan rakyat.
LEMIGAS melaksanakan penelitian – penelitian terapan untuk mengembangkan teknologi dibidang minyak, gas dan panas bumi. Kegiatan – kegiatan penelitian ini merupakan wujud tanggung jawabnya dalam memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan kepada pemerintah dalam menentukan suatu kebijakan serta membantu memecahkan masalah – masalah dalam industri migas.
Komitmen kuatnya dalam menjalankan misinya ditunujukkan dengan program yang sedang dijalankan, yang sangat menentukan keberhasilan negara dalam pengelolaan energi, yaitu upaya penelitian dan pengembangan CBM (Coal bed Methane) untuk mendapatkan energi baru bagi kepentingan umum; pengembangan biodesel plant dalam rangka memproduksi biodesel sebagai energi alternatif untuk masa depan; membagun uji percontohan pencampur oli kendaraan atau LOBP (Lube Oil Blending Plant ); dan dalam bidang gas bumi. LEMIGAS juga memiliki Sistem Demonstrasi Gas (Gas Demonstration System) yang dapat mensimulasi system transportasi gas dari sumbernya sampai ke pengguna langsung.
Kemampuan LEMIGAS dalam melaksanakan tugas – tugas penelitian dan pengembagan dari hulu ke hilir merupakan nilai tambah, keunikan dan kekuatan yang memliki potensi besar untuk dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam bidang migas.




2.2 PROGRAM LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh LEMIGAS meliputi bidang-bidang eksplorasi, eksploitasi, proses, teknologi gas dan aplikasi produk. Dan tujuh program utama untuk penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian peningkatan cadangan: untuk meningkatkan penemuan cadangan migas.
2. Penilitian peningkatan pengurusan: untuk meningkatkan produksi dan pengurusan lapangan migas.
3. Penelitian nilai tambah migas: untuk meningkatkan nilai setiap barel minyak dan setiap meter kubik gas yang dihasilkan.
4. Penelitian konservasi:untuk mengupayakan konservasi sumber daya migas yang tidak dapat diperbaharui.
5. Penelitian energi pengganti: untuk mendapatkan energi pengganti yang dapat mengurangi beban migas, sehingga sumber daya migas dapat disalurkan kearah yang paling optimal bagi pambangunan.
6. Penelitian lingkungan: untuk menunjang pengelolaan dampak industri migas, baik dampak fisik maupun dampak sosial, sehingga dapat memelihara kelestarian lingkungan.
7. Penelitian teknologi material: untuk menggalakkan pembangunan material, bahan dan alat produksi dalam negeri di industri migas, sehingga dapat menunjang pembangunan dan ketahanan nasional.













2.3 KEPENGURUSAN LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).

1. KEPALA PPPTMGB ”LEMIGAS” : Dra. Yanni Kussuryani, M.Si
2. KOORDINATOR KELOMPOK
PROGRAM RISET TEKNOLOGI
EKSPLORASI :
Ir. Bambang Wicaksono Teguh Mulyo, M.Sc.
3. Plt. KOORDINATOR KELOMPOK
PROGRAM RISET TEKNOLOGI
EKSPLOITASI : Dr. Ir. Usman, M.Eng
4. KEPALA BIDANG SARANA
LITBANG :
Ir.Yusep Kartiwa Caryana, M.Sc.
5. KOORDINATOR KELOMPOK
PROGRAM RISET TEKNOLOGI
APLIKASI PRODUK : Drs. Mardono, MM
6. KOORDINATOR KELOMPOK
PROGRAM RISET TEKNOLOGI
PROSES : Abdul Haris, M.Si
7. KEPALA BIDANG PROGRAM : DR. Ir. Ego Syahrial, M.Sc
8. KEPALA BAGIAN TATA USAHA : Ir. Tunggal , M.Sc


2.4 VISI DAN MISI LEMIGAS VISI
- VISI
Terwujudnya Lemigas sebagai lembaga litbang yang unggul, profesional, bertaraf internasional di bidang Migas.
- MISI
Meningkatkan peran Lemigas dalam memberikan masukan kepada pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri Migas.
Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan.
Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi, koordinasi serta penerapan sistem manajemen secara konsisten



2.5 FASILITAS PENUNJANG LEMIGAS (Lembaga Penelitian Minyak dan Gas).
2.5.1 Fasilitas Laboratorium Lemigas
Lemigas telah berkiprah dalam penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi lebih dari 40 tahun. Hingga saat ini Lemigas memiliki lebih dari 60 laboratorium untuk menunjang penelitian di sektor hulu maupun hilir.
Untuk kemudahan administrasi dan efisiensi kerja, pengelolaan laboratorium tersebut dibagi dalam kelompok besar yaitu:
 Laboratorium Eksplorasi
KPRT Eksplorasi mengelola 17 laboratorium untuk mendukung aktifitas penelitian eksplorasi migas. Daftar laboratorium tersebut adalah sebagai berikut:
• Foraminifera
• Nano Plankton
• Palinologi
• Komputasi
• Petrograpi
• SEM-X Ray
• Core storage
• Remote Sensing
• Sistem Informasi Geografis
• Topography
• Geokimia Dasar
• Molekul
• Model dan Pengembangan
• Seismic
• Potensial
• Geokomputasi






 Laboratorium Eksploitasi
Laboratorium di KPRT EKsploitasi digunakan untuk melakukan pengujian perconto pemboran hingga untuk kepentingan penelitian EOR. Sering terjadi semua laboratorium bersinergi untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.
Laboratorium yang ada di lingkungan KPRT Eksploitasi adalah:
• CBM
• CT SCAN
• Drilling Material
• Drilling Technology
• Production Technology
• Production test Equipment
• Routine Core
• Integrated Special Core
• Rock Machines
• PVT
• Gas Flooding
• Thermal & Chemical Flooding

 Laboratorium Proses
Laboratorium di KPRT Proses dirancang untuk kepentingan pengujian perconto fluida pada kondisi permukaan, termasuk aspek lingkungan.
• Proses Separasi
• Pengembangan Proses dan Uji Aktifitas
• Preparasi Karakteristik Katalis
• Kimia Umum dan Limbah
• Spektroskopi
• Kromatographi
• Microbiologi
• Bioproses




Laboratorium Aplikasi Produk
Laboratorium di KPRT Aplikasi Produk dirancang untuk menguji material produkmigas seperti pelumas, mesin, maupun bahan bakar minyak dan gas.
• Unjuk Kerja Pelumas
• Semi Unjuk Kerja Pelumas
• Fisika Kimia Industri Pelumas
• Fisika Kimia Pelumas
• Fisika Kimia Otomotif Pelumas

 Laboratorium Gas
Laboratorium di KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas, termasuk transmisinya.
• Korosi
• Uji Tabung
• Kromatografi Gas
• Sifat Fisika dan Kimia Gas
• Hidrat Gas
• Transmisi dan Distribusi
• Uji Pipa
• Konversi Gas
• Tekno Komputasi Ekonomi

 Laboratorium Kalibrasi
Sebagai lembaga penelitian yang mengelola banyak peralatan laboratorium, Lemigas perlu melakukan kalibrasi rutin atas peralatan yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan mengingat ketatnya persyaratan pengujian perconto dilingkungan industri migas. Laboratorium Kalibrasi terdiri dari laboratoium:
• Suhu
• Tekanan
• Massa & Volume

2.5.2 Gas Demonstratiom System
2.5.3 Perpustaka

BAB III.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil kunjungan yang telah dilaksanakan ke Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS) Jakarta Selatan, saya mengetahui bahwa kebutugan akan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dewasa ini sangatlah besar, khususnya kebutuhan akan minyak dan gas bumi. Hal ini disebabkan karena kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta perkembangan industri yang semakin pesat. Dengan terjadinya hal tesebut maka kebutuhan akan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kian hari kian meningkat.
Kemajuan IPTEK dan perkembangan industri yang semakin pesat ini tentunya membutuhkan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hal inilah yang membuat Lembaga Minya dan Gas (LEMIGAS) yang berada di bawah naungan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan berbagai penelitian-penelitian terapan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru agar penggunaan minyak dan gas bumi dapat diminimalisir atau dapat diarahkan ke arah yang paling optimal bagi pembangunan untuk mencegah habisnya persediaan kedua energi tersebut.
Dengan dukungan fasilitas Laboratorium yang dimilikinya, LEMIGAS telah banyak melakukan penelitian di bidang minyak dan gas bumi serta melakukan penelitian untuk menciptakan energi pengganti minyak dan gas bumi. Salah satu penelitian yang sedang berlangsung yaitu pengembangan CBM (Coal Bed Methane), LOBP (Lube Oil Blending Plant), EOR (Enhange Oil Recovery), dan Bio Fuel.

3.1. CBM (Coal Bed Methane)
Batubara memiliki kemampuan menyimpan gas dalam jumlah yang banyak, karena permukaannya mempunyai kemampuan mengadsorpsi gas. Meskipun batubara berupa benda padat dan terlihat seperti batu yang keras, tapi di dalamnya banyak sekali terdapat pori-pori yang berukuran lebih kecil dari skala mikron, sehingga batubara ibarat sebuah spon. Kondisi inilah yang menyebabkan permukaan batubara menjadi sedemikian luas sehingga mampu menyerap gas dalam jumlah yang besar. Jika tekanan gas semakin tinggi, maka kemampuan batubara untuk mengadsorpsi gas juga semakin besar.
Gas yang terperangkap pada batubara sebagian besar terdiri dari gas metana, sehingga secara umum gas ini disebut dengan Coal Bed Methane atau disingkat CBM. Dalam klasifikasi energi, CBM termasuk unconventional energy (peringkat 3), bersama-sama dengan tight sand gas, devonian shale gas, dan gas hydrate. High quality gas (peringkat 1) dan low quality gas (peringkat 2) dianggap sebagai conventional gas.

Produksi CBM
Di dalam lapisan batubara banyak terdapat rekahan (cleat), yang terbentuk ketika berlangsung proses pembatubaraan. Melalui rekahan itulah air dan gas mengalir di dalam lapisan batubara. Adapun bagian pada batubara yang dikelilingi oleh rekahan itu disebut dengan matriks (coal matrix), tempat dimana kebanyakan CBM menempel pada pori-pori yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian, lapisan batubara pada target eksplorasi CBM selain berperan sebagai reservoir, juga berperan sebagai source rock.

Gambar 1. Prinsip produksi CBM

CBM bisa keluar (desorption) dari matriks melalui rekahan, dengan merendahkan tekanan air pada target lapisan. Hubungan antara kuantitas CBM yang tersimpan dalam matriks terhadap tekanan dinamakan kurva Langmuir Isotherm (proses tersebut berada pada suhu yang konstan terhadap perubahan tekanan). Untuk memperoleh CBM, sumur produksi dibuat melalui pengeboran dari permukaan tanah sampai ke lapisan batubara target. Karena di dalam tanah sendiri lapisan batubara mengalami tekanan yang tinggi, maka efek penurunan tekanan akan timbul bila air tanah di sekitar lapisan batubara dipompa (dewatering) ke atas. Hal ini akan menyebabkan gas metana terlepas dari lapisan batubara yang memerangkapnya, dan selanjutnya akan mengalir ke permukaan tanah melalui sumur produksi tadi. Selain gas, air dalam jumlah yang banyak juga akan keluar pada proses produksi ini.

Potensi CBM
Mengenai pembentukan CBM, maka berdasarkan riset geosains organik dengan menggunakan isotop stabil karbon bernomor masa 13, dapat diketahui bahwa terdapat 2 jenis pola pembentukan.
Sebagian besar CBM adalah gas yang terbentuk ketika terjadi perubahan kimia pada batubara akibat pengaruh panas, yang berlangsung di kedalaman tanah. Ini disebut dengan proses thermogenesis. Sedangkan untuk CBM pada lapisan brown coal (lignit) yang terdapat di kedalaman kurang dari 200m, gas metana terbentuk oleh aktivitas mikroorganisme yang berada di lingkungan anaerob. Ini disebut dengan proses biogenesis. Baik yang terbentuk secara thermogenesis maupun biogenesis, gas yang terperangkap dalam lapisan batubara disebut dengan CBM.

Gambar 2. Pembentukan CBM

Kuantitas CBM berkaitan erat dengan peringkat batubara, yang makin bertambah kuantitasnya dari gambut hingga medium volatile bituminous, lalu berkurang hingga antrasit. Tentu saja kuantitas gas akan semakin banyak jika lapisan batubaranya semakin tebal.
Dari penelitian Steven dan Hadiyanto, 2005, (IAGI special publication) ada 11 cekungan batubara (coal basin) di Indonesia yang memiliki CBM, dengan 4 besar urutan cadangan sebagai berikut: 1. Sumsel (183 Tcf), 2. Barito (101.6 Tcf), 3. Kutai (80.4 Tcf), 4. Sum-Tengah (52.5 Tcf). Dengan kata lain sumber daya CBM di Sumsel sama dengan total (conventional) gas reserves di seluruh Indonesia.
Terkait potensi CBM ini, ada 2 hal yang menarik untuk diperhatikan:
Pertama, jika ada reservoir conventional gas (sandstone) dan reservoir CBM (coal) pada kedalaman, tekanan, dan volume batuan yang sama, maka volume CBM bisa mencapai 3 – 6 kali lebih banyak dari conventional gas. Dengan kata lain, CBM menarik secara kuantitas.
Kedua, prinsip terkandungnya CBM adalah adsorption pada coal matrix, sehingga dari segi eksplorasi faktor keberhasilannya tinggi, karena CBM bisa terdapat pada antiklin maupun sinklin. Secara mudahnya dapat dikatakan bahwa ada batubara ada CBM.

Produksi CBM & Teknologi Pengeboran
Pada metode produksi CBM secara konvensional, produksi yang ekonomis hanya dapat dilakukan pada lapisan batubara dengan permeabilitas yang baik.
Tapi dengan kemajuan teknik pengontrolan arah pada pengeboran, arah lubang bor dari permukaan dapat ditentukan dengan bebas, sehingga pengeboran memanjang dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan. Seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah, produksi gas dapat ditingkatkan volumenya melalui satu lubang bor dengan menggunakan teknik ini.
Gambar 3. Teknik produksi CBM

Teknik ini juga memungkinkan produksi gas secara ekonomis pada suatu lokasi yang selama ini tidak dapat diusahakan, terkait permeabilitas lapisan batubaranya yang jelek. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan di Australia dan beberapa negara lain, dimana produksi gas yang efisien dilakukan dengan sistem produksi yang mengkombinasikan sumur vertikal dan horizontal, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 4. Produksi CBM dengan sumur kombinasi

Lebih jauh lagi, telah muncul pula ide berupa sistem produksi multilateral, yakni sistem produksi yang mengoptimalkan teknik pengontrolan arah bor. Lateral yang dimaksud disini adalah sumur (lubang bor) yang digali arah horizontal, sedangkan multilateral adalah sumur horizontal yang terbagi-bagi menjadi banyak cabang.
Pada produksi yang lokasi permukaannya terkendala oleh keterbatasan instalasi fasilitas akibat berada di pegunungan misalnya, maka biaya produksi memungkinkan untuk ditekan bila menggunakan metode ini. Secara praktikal, misalnya dengan melakukan integrasi fasilitas permukaan.

Catatan: Teknik pengontrolan arah bor
Teknik pengeboran yang menggunakan down hole motor (pada mekanisme ini, hanya bit yang terpasang di ujung down hole motor saja yang berputar, melalui kerja fluida bertekanan yang dikirim dari permukaan) dan bukan mesin bor rotary (pada mekanisme ini, perputaran bit disebabkan oleh perputaran batang bor atau rod) yang selama ini lazim digunakan, untuk melakukan pengeboran sumur horizontal dll dari permukaan. Pada teknik ini, alat yang disebut MWD (Measurement While Drilling) terpasang di bagian belakang down hole motor, berfungsi untuk memonitor arah lubang bor dan melakukan koreksi arah sambil terus mengebor.

Gambar 5. Pengontrolan arah bor

ECBM
ECBM (Enhanced Coal Bed Methane Recovery) adalah teknik untuk meningkatkan keterambilan CBM. Pada teknik ini, gas injeksi yang umum digunakan adalah N dan CO2. Disini, hasil yang diperoleh sangat berbeda tergantung dari gas injeksi mana yang digunakan. Gambar di bawah ini menunjukkan produksi CBM dengan menggunakan gas injeksi N dan CO2.

Gambar 6. ECBM dengan N dan CO2

Bila N yang digunakan, hasilnya segera muncul sehingga volume produksi juga meningkat. Akan tetapi, karena N dapat mencapai sumur produksi dengan cepat, maka volume produksi secara keseluruhan justru menjadi berkurang.
Ketika N diinjeksikan ke dalam rekahan (cleat), maka kadar N di dalamnya akan meningkat. Dan karena konsentrasi N di dalam matriks adalah rendah, maka N akan mengalir masuk ke matriks tersebut. Sebagian N yang masuk ke dalam matriks akan menempel pada pori-pori. Oleh karena jumlah adsorpsi N lebih sedikit bila dibandingkan dengan gas metana, maka matriks akan berada dalam kondisi jenuh (saturated) dengan sedikit N saja.

Gambar 7. Tingkat adsorpsi gas


Gambar 8. Substitusi gas injeksi pada matriks batubara

Namun tidak demikian dengan CO2. Gas ini lebih mudah menempel bila dibandingkan dengan gas metana, sehingga CO2 akan menghalau gas metana yang menempel pada pori-pori. CO2 kemudian segera saja banyak menempel di tempat tersebut. Dengan demikian, di dalam matriks akan banyak terdapat CO2 sehingga volume gas itu yang mengalir melalui cleat lebih sedikit bila dibandingkan dengan N. Akibatnya, CO2 memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai sumur produksi. Selain itu, karena CO2 lebih banyak mensubstitusi gas metana yang berada di dalam matriks, maka tingkat keterambilan (recovery) CBM juga meningkat.

3.2. LOBP (Lube Oil Blending Plant)
Pengoperasian LOBP ini, selain menciptakan daya saing dan membuka lapangan kerja baru juga mempunyai dampak yang berkesinambungan pada industri lain seperti industri kemasan plastik, industri kaleng dan industri karton.
Teknologi In Line blending dan Automatic Blech Blending merupakan teknologi paling modern sekaligus yang pertama kali digunakan di Asia Tenggara. PT Pertamina (Persero) telah menyelesaikan proyek modernisasi LOBP (Lube Oil Blending Plant) di Unit Produksi Pelumas Pertamina Gresik
Dengan selesainya proyek modernisasi ini, Unit Produksi Pertamina Gersik dapat menghasilkan 3.382 KL/ 1 shift/ bulan dalam kemasan botol Plastik Lithos dan 5.150 KL/ 1 shift/ bulan dalam kemasan drum. Selain memenuhi kebutuhan pasar pelumas domestik khususnya di wilayah Kawasan Timur Indonesia,.modernisasi Unit Produksi Pelumas Gresik ini juga mendukung ekspansi pasar Pertamina ke Asia Pasifik.
LOBP PT Pertamina (Persero) di Gresik ini memiliki Kapasitas produksi sebesar 65.000 KL/1 shift/tahun dengan proses blending dilakukan secara otomatis dengan sistem In Line Blending (ILB) dan Automatic Batch Blending (ABB). Kapasitas timbun terdiri dua buah yakni untuk raw material (Base Oil dan Aditive) sebesar 14.000 KL dan finish product sebesar 1.800 KL. Selain itu juga memiliki fasilitas pengisian produk (otomasi) yaitu untuk botol Plastik Lithos, 4 jalur, sebesar 165.600 boxes/1 shift/bulan atau 3.382 KL/1 shift/ bulan dan drum 209 liter, 4 jalur, sebesar 24.600 drum/1 shift/bulan atau 5.150 KL/1 shift/ bulan.

3.3. EOR (Enchange Oil Recovery)
Di dunia minyak awal nya dikenal istilah2 'primary recovery', 'secondary recovery' dan 'tertiary recovery' lalu sampe kapan? Kemudian kelihatannya ada kesepakatan untuk pakai istilah 'EOR' (Enhange Oil Recovery) saja untuk teknik rekoveri yang bukan 'Primary' oil recovery.
Pengertian Primary Oil Recovery nampaknya terkait dgn metoda2 yang awal terjadi pada industri minyak, yaitu:
a. cukup pasang pipa saja dan minyak ngalir sendiri
b. Tambahkan 'pompa' agar minyak ditarik keatas lebih cepat lebih banyak kalau bisa. Teknik Pompa ini macam-macam spt pompa angguk, pompa celup, pompa caviti positif, gas lift dll.
Jadi pada tahap ini minyak yg sdh berada (masuk) ke dalam lubang sumur itu saja yg diurus/diusahakan cepat naik ke permukaan bumi.
Pada tahap EOR,selain minyak yg sudah masuk ke lubang sumur, kita juga berusaha untuk melakukan suatu usaha agar minyak yg masih berada dalam rongga-rongga batu dalam perut bumi juga cepat bergerak ke dalam lubang sumur supaya cepat ditarik ke atas muka bumi.
Caranya bisa macam2 dan untuk itu diperlukan teknologi baru dan disebut
"Teknologi EOR."
Teknology EOR :
1. Steam Flooding, cara uap diinjeksikan ke dalam perut bumi untuk memanasi dan mendorong minyak ke lubang sumur. (Duri)
2. Water Flooding, air aja diinjeksikan ke perut bumi untuk mendorong minyak ke lubang sumur.
3. Chemical Flooding/injection, bahan kimia tertentu diinjeksi kedalam perut bumi untuk memudahkan aliran minyak ke lubang sumur. Ini pernah dicoba di Duri dan dianggap kurang berhasil)
4. MEOR (Microbiological EOR), pernah dicoba juga di salah satu ladang di Riau, tetapi kurang berhasil.
5. MRC (Maximum Recovery Contact), disini teknologi bor miring dan horisontal digunakan agar minyak llebih mudah masuk lubang sumur. (banyak di pakai di TimTeng spt Saudi, Oman dll)
6. Kombinasi dari berbagai cara di atas.













Teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery) adalah suatu metode penginjeksian ke dalam reservoir karena terdapat minyak-minyak yang terperangkap dalam batuan hal ini terjadi karena tingkat viskositas atau tekanan yang berada dalam reservoir berkurang dari waktu ke waktu. Berikut adalah contoh minyak yang terperangkap pada batuan:


Gambar 1Chemical EOR







Tabel Metodhe EOR











BAB IV.
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Hasil dari pengamatan di LEMIGAS (Lembaga Minyak Dan Gas) yaitu sebagai bagian dari manajemen perubahan yang telah digulirkan berkenaan dengan perubahan statu LEMIGAS menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Di LEMIGAS membutuhkan hampir semua aspek dari IT (Aplikasi, Database, Hardware, Software, Infrastruktur Jaringan) pada kegiatan-kegiatan strategis. Penerapan IT difokuskan pada penyediaan informasi secara efektif dan efisien untuk peningkatan kemampuan kompetitif. LEMIGAS ke depan membutuhkan tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan perkembangan teknologi, peran Perguruan Tinggi dalam menyiapkan kwalitas SDM sangat dibutuhkan.
Adapun hasil Orientasi Bidang Studi ( OBS ) ini bermaksud untuk mengetahui sampai sejauh mana materi ilmu komputer telah mahasiswa dapatkan di Universitas Pakuan Bogor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Ilmu Komputer yang berkaitan dengan Penerapan Teknologi Informasi di Era globalisasi yang semakin maju ini.

4.2 SARAN

Kemajuan IPTEK serta perkembangan industri yang begitu cepat menyebabkan kebutugan akan energi dan sumber daya mineral (ESDM) semakin meningkat khususnya kebutuhan akan minyak dan gas bumi. Kedua hal tersebut dinilai sangat vital peranannya dalam mendukung kemajuan IPTEK dan perkembangan industri, tanpa hal tersebut kemajuan IPTEK dan industri tidak akan tercapai.
Oleh karena itu peranan LEMIGAS sangatlah penting dalam memenejemen kebutuhan sumber daya mineral khususnya minyak dan gas bumi. Dalam kesehariannya LEMIGAS telah melakukan banyak penelitian untuk mendapatkan inovasi-inovasi baru. LEMIGAS juga memiliki beberapa proyek yang bertujuan dalam meminimalisir penggunaan minyak dan gas bumi agar dapat digunakan secara optimal, adapun proyek besar LEMIGAS yaitu CBM (Coal Blending Methane), LOBP (Lube Oil Blending Plant), EOR (Enhange Oil Recovery), dan juga penelitian dalam pengembangan BioFuel.
Kegiatan OBS ini sangat penting kehadirannya bagi Mahasiswa, jadi OBS ini diharapkan lebih terkonsep lagi dan arahnya harus lebih tepat dan sesuai dengan program studi yang diambil mahasiswa.
Bagi LEMIGAS, saya mengharapkan LEMIGAS dapat menggunakan teknologi-teknologi modern yang telah diciptakan oleh orang-orang IT demi menunjang kegiatan penelitian dibidang minyak dan gas bumi.





















DAFTAR PUSTAKA

 Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral . Situs Online. http://www.lemigas.esdm.go.id/ (diakses 20 Januari 2011).
 Lembaga Minyak dan Gas Bumi. Situs Online. http://www.lemigas.esdm.go.id (diakses 20 Januari 2011).
 Lemigas Core Laboratories. http://www.lemigas-core.com (diakses 20 Januari 2011).
 http://google.co.id

statistik